Kisah Nabi Sholeh AS: Dakwah, Mukjizat, dan Peringatan untuk Kaum Tsamud
Almansors – Dalam deretan kisah para nabi yang diabadikan dalam Al-Qur’an, Nabi Sholeh AS menempati posisi penting sebagai utusan Allah yang diutus kepada kaum Tsamud, salah satu peradaban kuno yang pernah berjaya di jazirah Arab. Nama beliau disebutkan dalam banyak ayat, menggambarkan perjuangan dakwahnya yang sarat pesan moral dan spiritual.
Nabi Sholeh merupakan keturunan Nabi Nuh AS, dan lahir dari bangsa yang dikenal memiliki keahlian tinggi dalam mengukir gunung untuk dijadikan tempat tinggal. Meski hidup di tengah masyarakat yang makmur dan berperadaban, kaum Tsamud terjebak dalam kesombongan dan penyembahan berhala. Di sinilah misi kerasulan Nabi Sholeh bermula: menyeru kepada tauhid dan meninggalkan kemusyrikan.
Namun, seperti halnya nabi-nabi terdahulu, ajakan Nabi Sholeh tidak diterima dengan mudah. Ia menghadapi penolakan keras, cemoohan, hingga permintaan mukjizat sebagai bukti kenabiannya. Meski demikian, Nabi Sholeh tetap sabar dalam berdakwah dan memberikan peringatan kepada kaumnya agar tidak melampaui batas.
Mukjizat Unta Betina: Bukti Nyata Kenabian yang Dikhianati
Salah satu episode paling terkenal dalam kisah Nabi Sholeh AS adalah mukjizat unta betina. Kaum Tsamud, yang enggan percaya tanpa bukti nyata, menantang Nabi Sholeh untuk membuktikan bahwa ia benar-benar utusan Allah. Mereka meminta agar dari dalam batu keluar seekor unta betina yang besar dan sedang hamil. Permintaan ini, secara logika manusia, jelas mustahil.
Namun atas izin Allah, sebuah keajaiban pun terjadi. Batu besar terbelah, dan keluarlah unta betina dengan ukuran luar biasa, sesuai dengan yang mereka minta. Peristiwa ini terekam dalam beberapa surat Al-Qur’an, salah satunya dalam Surah Al-A’raf ayat 73. Unta tersebut bukan hanya simbol keajaiban, tetapi juga ujian bagi kaum Tsamud.
Baca Juga : Misteri Rumah Sakit Changi, Singapura, dan Jejak Tentara Tak Bernyawa
Nabi Sholeh pun mengingatkan agar mereka memperlakukan hewan tersebut dengan baik. Unta itu diizinkan untuk minum bergiliran dengan masyarakat, dan tidak boleh diganggu. Sayangnya, peringatan ini diabaikan. Sekelompok dari mereka justru menyembelih unta tersebut secara keji, sebagai bentuk perlawanan terhadap Nabi Sholeh.
Azab untuk Kaum Tsamud: Ketika Kesombongan Mengundang Kehancuran
Setelah unta betina dibunuh, peringatan terakhir pun disampaikan oleh Nabi Sholeh. Ia memperingatkan kaumnya bahwa azab Allah akan datang dalam waktu tiga hari. Bukannya bertobat, kaum Tsamud justru merencanakan untuk membunuh Nabi Sholeh. Mereka menolak kebenaran yang telah jelas di hadapan mereka, dan memilih mempertahankan kemusyrikan serta kesombongan mereka.
Tepat pada hari ketiga, sebagaimana telah diperingatkan, azab Allah datang dalam bentuk gempa dahsyat dan suara petir menggelegar. Dalam sekejap, peradaban megah yang mereka bangun hancur rata dengan tanah. Tubuh-tubuh mereka ditemukan membatu di tempat masing-masing, seperti yang dikisahkan dalam Surah Hud dan Surah Al-Hijr.
Peristiwa ini menjadi peringatan keras bagi umat manusia: bahwa kekayaan dan kehebatan teknologi tidak akan berarti jika manusia tetap menolak kebenaran. Kisah Nabi Sholeh mengajarkan bahwa ketaatan, kesabaran, dan keberanian dalam berdakwah adalah kunci keselamatan dunia dan akhirat.
Pesan Moral dari Kisah Nabi Sholeh AS
Meski terjadi ribuan tahun lalu, kisah Nabi Sholeh AS tetap relevan hingga kini. Dalam kehidupan modern yang penuh kemajuan, pesan tentang pentingnya ketaatan kepada Tuhan, menjaga amanah, dan tidak sombong terhadap nikmat yang diberikan masih sangat relevan.
Nabi Sholeh memberikan contoh nyata bagaimana seorang utusan Tuhan tetap teguh dan sabar menghadapi tantangan. Beliau tidak menyerah meski ditolak dan diancam. Sikapnya mencerminkan keberanian moral dan keteguhan iman yang patut dijadikan teladan dalam kehidupan saat ini.
Selain itu, tindakan kaum Tsamud yang mengingkari peringatan dan membunuh unta betina mengajarkan tentang bahaya menentang kebenaran meski sudah jelas di depan mata. Unta tersebut adalah mukjizat yang tak terbantahkan, namun tetap diabaikan karena kesombongan dan hawa nafsu.
Jejak Kaum Tsamud: Sisa Peradaban yang Menjadi Peringatan
Sisa-sisa peninggalan kaum Tsamud masih bisa ditemukan di kawasan Mada’in Saleh (Al-Hijr), yang kini menjadi situs warisan dunia UNESCO di Arab Saudi. Di tempat inilah, batu-batu besar yang diukir menjadi rumah menjadi saksi bisu dari kejayaan sekaligus kehancuran satu kaum yang menolak petunjuk.
Tempat ini kini menjadi destinasi wisata sejarah dan religi, yang tak hanya menawarkan keindahan arsitektur kuno, tetapi juga menyimpan kisah tragis yang sarat makna. Banyak ulama menyarankan agar tempat ini dikunjungi sebagai pelajaran, bukan untuk bersenang-senang.
Dalam konteks kekinian, peninggalan ini menjadi pengingat nyata bahwa kebesaran duniawi tidak akan menyelamatkan siapa pun jika hati menolak kebenaran. Pesan yang ingin disampaikan dari kisah ini jelas: jangan abaikan peringatan Tuhan, karena azab bisa datang kapan saja.