Kisah Perang Uhud: Pertempuran Besar dalam Sejarah Islam yang Menelan Banyak Syuhada
Almansors – Perang Uhud merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam. Pertempuran ini terjadi pada 15 Syawal tahun 3 Hijriah atau sekitar 625 Masehi. Konflik tersebut melibatkan pasukan Quraisy yang datang dengan kekuatan besar di bawah komando Abu Sufyan. Catatan dalam buku Biografi Rasulullah karya Mahdi Rizqullah Ahmad menjelaskan bahwa jumlah pasukan Quraisy mencapai 3.000 orang. Sementara itu, umat Islam menghadapi peperangan ini dengan jumlah pasukan yang jauh lebih sedikit, namun penuh keyakinan.
Awalnya, pasukan Islam tercatat berjumlah sekitar 1.000 orang yang berasal dari Madinah dan para sahabat Muhajirin. Namun, saat pasukan bergerak menuju Gunung Uhud, Abdullah bin Ubay—pemimpin salah satu bani besar—membelot dan membawa 300 orang mundur. Akibatnya, hanya 700 pasukan muslim yang tersisa untuk menghadapi serangan Quraisy. Perbandingan jumlah yang sangat timpang ini menjadi ujian berat bagi umat Islam.
Baca Juga : Legenda Danau Toba dan Bangkitnya Naga Batak
Menurut buku Sang Panglima Tak Terkalahkan Khalid bin Walid, pasukan Quraisy menjadikan pertempuran ini sebagai aksi balas dendam setelah kekalahan telak pada Perang Badar. Meski kalah jumlah, keberanian kaum muslimin tidak goyah sedikit pun. Nabi Muhammad SAW menempatkan 150 pemanah di puncak Gunung Uhud dengan pesan agar tidak meninggalkan posisi apa pun yang terjadi. Strategi ini disiapkan untuk mengantisipasi pasukan berkuda Quraisy agar tidak bisa menyerang dari belakang.
Namun, peringatan Rasulullah SAW tidak sepenuhnya diikuti. Ketika pasukan Quraisy mulai mundur, sebagian besar pemanah turun dari bukit untuk mengambil harta rampasan perang. Mereka mengira pertempuran telah selesai. Akibat kelalaian itu, tidak ada lagi penjagaan di sisi bukit. Kondisi ini menjadi celah besar yang langsung dimanfaatkan oleh pasukan Quraisy untuk kembali menyerang tanpa perlawanan dari pemanah yang seharusnya bertahan.
Kelalaian tersebut menyebabkan jatuhnya banyak korban di pihak muslim. Catatan sejarah menyebutkan jumlah syuhada di Perang Uhud mencapai 72 orang, menjadikannya pertempuran dengan korban terbanyak selama hidup Rasulullah SAW. Riwayat dari Ibnu Ishaq dalam Sirah Nabawiyah bahkan menyebutkan angka sekitar 60 orang. Di antara para syuhada itu, terdapat Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Nabi yang dikenal sebagai Singa Allah.
Pada masa itu, Khalid bin Walid masih berada di pihak Quraisy dan belum memeluk Islam. Ia melihat celah besar saat para pemanah meninggalkan posisi mereka. Dengan cepat, ia memerintahkan pasukan berkuda untuk menyerbu dari arah bukit yang tidak lagi dijaga. Serangan mendadak ini membuat pasukan muslim terdesak dan kehilangan formasi. Keberhasilan strategi tersebut membuat kaum Quraisy akhirnya memenangkan pertempuran.
Perang Uhud menyimpan banyak pelajaran bagi umat Islam. Peristiwa ini menunjukkan pentingnya disiplin, ketaatan kepada pemimpin, dan kesabaran dalam menghadapi cobaan. Kekalahan di Uhud tidak membuat umat Islam lemah, tetapi menjadi titik muhasabah yang memperkokoh persatuan kaum muslimin. Perang ini juga mengingatkan bahwa kemenangan bukan hanya soal jumlah, tetapi juga ketaatan dan keteguhan hati. Wallahu a’lam.