Almansors – Fathu Makkah adalah salah satu peristiwa paling bersejarah dalam perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW. Penaklukan Kota Makkah ini terjadi pada tahun 8 Hijriah atau bertepatan dengan 630 Masehi. Peristiwa ini dipicu oleh pelanggaran perjanjian Hudaibiyah oleh pihak Quraisy yang menyerang sekutu kaum Muslimin. Langkah tersebut memicu Nabi dan pasukannya untuk bergerak menuju Makkah dengan strategi penuh perhitungan.
“Baca juga: Kisah Mencekam The Dunwich Horror Karya H. P. Lovecraft“
Perjalanan Nabi Muhammad SAW bersama pasukan sekitar 10.000 orang bukan sekadar ekspedisi militer. Rasulullah menerapkan strategi diplomasi dan psikologis agar penaklukan berlangsung tanpa pertumpahan darah. Beliau memerintahkan pasukannya menyalakan api unggun dalam jumlah besar di sekitar kota, menciptakan efek gentar pada penduduk Quraisy tanpa perlu pertempuran terbuka.
Keunikan Fathu Makkah terletak pada jalannya penaklukan yang berlangsung damai. Hampir tidak ada perlawanan berarti dari Quraisy karena banyak dari mereka memilih menyerah. Nabi memberikan jaminan keselamatan bagi siapa pun yang tetap berada di rumahnya, masuk ke dalam Masjidil Haram, atau bersembunyi di rumah Abu Sufyan. Kebijakan ini membuat penduduk Makkah merasa terlindungi.
Momen paling mengharukan dari Fathu Makkah adalah ketika Rasulullah SAW memaafkan orang-orang Quraisy yang sebelumnya keras menentangnya. Beliau berkata, “Pergilah, kalian bebas.” Kata-kata tersebut mencerminkan kebesaran hati dan teladan akhlak mulia. Keputusan untuk tidak membalas dendam justru meluluhkan hati banyak musuh, hingga akhirnya mereka menerima Islam dengan lapang dada.
Setelah Fathu Makkah, Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat memasuki Ka’bah dan menghancurkan berhala-berhala yang memenuhi sekelilingnya. Tindakan ini menjadi simbol kembalinya Makkah sebagai pusat tauhid. Ka’bah kembali murni sebagai rumah ibadah yang hanya ditujukan kepada Allah SWT, menandai titik balik penting dalam sejarah peradaban Islam.
“Baca juga: Misteri Kasus Rumah Berhantu Ammons di Indiana: Demon House yang Menggemparkan“
Penaklukan damai ini membawa perubahan besar dalam tatanan sosial dan politik Jazirah Arab. Quraisy yang sebelumnya menjadi musuh utama Islam kini berada di pihak yang sama dengan kaum Muslimin. Kota Makkah pun berubah menjadi pusat spiritual dan politik yang semakin mengokohkan Islam sebagai kekuatan besar di wilayah tersebut.
Peristiwa ini tidak hanya tentang kemenangan militer, melainkan juga pelajaran moral yang mendalam. Fathu Makkah mengajarkan tentang pentingnya memaafkan, mengutamakan perdamaian, serta strategi yang mengedepankan kebijaksanaan. Inilah teladan yang masih relevan hingga kini, terutama dalam menyelesaikan konflik tanpa kekerasan.
Fathu Makkah menjadi pengingat bahwa kejayaan Islam lahir bukan dari kebencian, tetapi dari kasih sayang, kedamaian, dan keadilan. Umat Islam masa kini dapat mengambil inspirasi dari sikap Rasulullah dalam menghadapi musuh dengan kebijaksanaan. Peristiwa ini juga menegaskan bahwa kejayaan sejati datang ketika hati dipenuhi dengan keimanan, bukan sekadar kekuatan senjata.