Ilustrasi Khilafah Umayyah
Almansors – Khilafah Umayyah adalah salah satu dinasti Islam terbesar dan paling berpengaruh dalam sejarah. Kekuasaan mereka tidak hanya mengubah wajah Timur Tengah, tetapi juga membentuk peradaban baru di Eropa melalui ekspansi ke Andalusia. Perjalanan dari Damaskus hingga ke barat jauh Spanyol adalah kisah tentang kekuasaan, pelarian, dan kebangkitan kembali dalam bentuk yang luar biasa.
Dinasti Umayyah berdiri pada tahun 661 M, setelah wafatnya Khalifah Ali bin Abi Thalib dan berakhirnya masa Khulafaur Rasyidin. Muawiyah bin Abi Sufyan mendirikan pemerintahan dinasti pertama dalam sejarah Islam, dan menjadikan Damaskus sebagai ibu kota kekhalifahan. Di bawah kepemimpinan Umayyah, kekuasaan Islam berkembang pesat melampaui Jazirah Arab, mencakup wilayah Persia, Afrika Utara, hingga sebagian besar Asia Tengah.
“Baca juga: Fenomena Langka! Hyena Tutul Muncul Lagi Usai 5.000 Tahun Tak Terdeteksi“
Selama hampir satu abad, Dinasti Umayyah membawa stabilitas dan memperluas kekuasaan Islam. Selain itu, mereka juga mendirikan struktur administrasi yang kuat dan memperkenalkan mata uang sendiri. Salah satu keberhasilan terbesar mereka adalah penaklukan wilayah Andalusia di Semenanjung Iberia pada tahun 711 M oleh pasukan Muslim di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad. Kejayaan ini membuka jalan bagi penyebaran Islam di Eropa Barat.
Namun demikian, pada tahun 750 M, kekuasaan Umayyah runtuh akibat pemberontakan besar yang dipimpin oleh keluarga Abbasiyah. Kekhalifahan pun berpindah ke tangan Abbasiyah dan ibu kota dialihkan ke Baghdad. Hampir seluruh keluarga Umayyah dibantai, kecuali satu orang yang berhasil melarikan diri. Dia adalah Abdurrahman ad-Dakhil, seorang pangeran muda yang kemudian menjadi tokoh kunci dalam babak baru sejarah Islam di Eropa.
Melarikan diri dari pengejaran Abbasiyah, Abdurrahman ad-Dakhil menempuh perjalanan panjang dari Timur ke Barat. Akhirnya, pada tahun 756 M, ia berhasil mendirikan pemerintahan baru di Andalusia, yang kini dikenal sebagai Khilafah Umayyah II. Meski terpisah dari pusat kekuasaan Islam di Baghdad, Andalusia tumbuh menjadi pusat intelektual, arsitektur, dan seni yang cemerlang di dunia Islam.
Kekhalifahan Umayyah di Andalusia mencapai puncaknya di bawah pemerintahan Abdurrahman III, yang menyatakan dirinya sebagai khalifah pada tahun 929 M. Kota Cordoba menjadi pusat ilmu pengetahuan, dengan perpustakaan besar, universitas, dan masjid megah seperti Masjid Cordoba. Tak hanya itu, umat Islam hidup berdampingan dengan umat Kristen dan Yahudi dalam suasana toleransi dan harmoni yang jarang ditemukan di tempat lain pada masa itu.
Jejak Khilafah Umayyah masih dapat ditemukan hingga hari ini, baik di Damaskus maupun di Andalusia. Warisan arsitektur, sistem pemerintahan, dan pengaruh intelektualnya telah meninggalkan dampak mendalam pada peradaban dunia. Khilafah Umayyah bukan hanya simbol kekuasaan politik, tetapi juga lambang dari dinamika kebangkitan, kejatuhan, dan pencapaian budaya yang luar biasa.