Sultan Surianshah
Almansors – Sultan Surianshah adalah sosok penting dalam sejarah Nusantara, khususnya di Kalimantan Selatan. Beliau dikenal sebagai raja pertama Kesultanan Banjar yang memeluk Islam. Transformasi besar ini bukan hanya mengubah identitas pribadi seorang raja, tetapi juga menentukan arah politik, budaya, dan spiritual bagi rakyat Banjar. Proses perpindahan agama ini menjadi fondasi bagi terbentuknya masyarakat Banjar yang berakar kuat pada nilai-nilai Islam.
“Baca juga: Legenda Kapal Hantu Flying Dutchman dari Belanda yang Bikin Merinding“
Sebelum bergelar Sultan Surianshah, beliau dikenal sebagai Pangeran Samudera. Dalam perjalanan politiknya, Pangeran Samudera menghadapi persaingan dinasti yang kompleks. Dukungan dari Kesultanan Demak di Jawa memainkan peranan besar, terutama karena Demak bersedia memberikan bantuan militer dengan syarat Banjar mengadopsi Islam sebagai agama resmi. Aliansi ini menandai titik balik sejarah yang kelak menjadikan Islam sebagai identitas utama Banjar.
Islamisasi yang dipelopori Sultan Surianshah bukan sekadar perubahan formal di istana. Proses ini disertai dengan pembinaan masyarakat melalui dakwah, pendidikan agama, dan penerapan hukum Islam. Perlahan tetapi pasti, ajaran Islam meresap ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat Banjar. Dari hukum adat hingga tata cara perniagaan, semuanya mulai terwarnai oleh syariat Islam.
Kesultanan Demak berperan besar dalam perjalanan Sultan Surianshah. Bantuan militer yang diberikan kepada Pangeran Samudera untuk merebut takhta dari Pangeran Tumenggung membuktikan adanya jejaring politik Islam yang luas di Nusantara. Kemenangan ini menegaskan posisi Sultan Surianshah sebagai raja sekaligus pemimpin spiritual yang mendapat legitimasi dari kekuatan besar di Jawa.
Setelah Islam menjadi agama resmi, kehidupan sosial masyarakat Banjar mengalami perubahan signifikan. Upacara keagamaan, tradisi pernikahan, hingga sistem pendidikan mulai terintegrasi dengan nilai Islam. Meski begitu, budaya lokal tidak serta-merta hilang. Sebaliknya, Islam dan budaya Banjar saling beradaptasi, melahirkan identitas unik yang masih terlihat hingga hari ini dalam tradisi masyarakat Kalimantan Selatan.
“Baca juga: Churels – Legenda Hantu Menyeramkan dari India dan Pakistan“
Warisan terbesar Sultan Surianshah bukan hanya dalam bentuk institusi kerajaan, melainkan juga dalam spiritualitas masyarakat Banjar. Beliau berhasil mewariskan semangat religius yang kuat, menjadikan Banjar sebagai salah satu pusat perkembangan Islam di Kalimantan. Hingga kini, pengaruh tersebut masih dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, dari tradisi keagamaan hingga pola pikir masyarakat.
Jika ditinjau secara historis, langkah Sultan Surianshah menunjukkan bagaimana agama mampu menjadi alat integrasi politik sekaligus transformasi sosial. Dalam konteks modern, kisah beliau relevan sebagai pengingat bahwa kepemimpinan yang visioner selalu berpijak pada nilai spiritual dan moral. Islamisasi Banjar adalah contoh nyata bahwa perubahan besar dapat dimulai dari satu keputusan penting seorang pemimpin.
Kisah Sultan Suriansyah membuktikan bahwa Islamisasi Nusantara tidak berlangsung instan, melainkan melalui jaringan perdagangan, politik, dan diplomasi. Kesultanan Banjar kemudian menjadi bagian penting dari mozaik Islam Nusantara. Dengan jejak yang ditinggalkan Sultan Surianshah, Banjar tidak hanya dikenal sebagai kerajaan, tetapi juga sebagai pusat penyebaran Islam di Kalimantan.