Almansors – Islam masuk ke Asia Tengah melalui jalur perdagangan dan ekspansi militer sejak abad ke-7 Masehi. Kawasan ini yang dulunya didominasi oleh kepercayaan Zoroastrianisme, Buddhisme, dan tradisi lokal mulai bertransformasi dengan hadirnya Islam. Samarkand dan Bukhara menjadi pusat penting dalam proses islamisasi ini karena letaknya strategis di Jalur Sutra. Para pedagang Arab membawa ajaran Islam sekaligus membangun hubungan ekonomi dengan masyarakat setempat. Penyebaran Islam di awal memang diwarnai dengan konflik dan penyesuaian, tetapi seiring waktu, ajaran Islam diterima secara luas. Dari sinilah benih peradaban baru tumbuh yang kelak menjadikan Asia Tengah sebagai salah satu pusat keilmuan dan kebudayaan Islam yang berpengaruh di dunia.
“Baca juga: Manananggal Legenda Penghisap Darah dari Filipina yang Menakutkan“
Transformasi Islam di Asia Tengah tidak lepas dari peran dinasti yang berkuasa, terutama Dinasti Samanid pada abad ke-9 hingga ke-10 M. Dinasti ini menjadikan Bukhara sebagai ibu kota yang berkembang pesat dalam bidang keagamaan, sastra, dan ilmu pengetahuan. Para penguasa mendukung pembangunan masjid, madrasah, dan perpustakaan yang kemudian menjadi pusat pendidikan Islam terbesar di kawasan tersebut. Dukungan politik ini membuat ajaran Islam semakin kokoh dan diterima secara luas. Selain itu, dinasti lain seperti Karakhanid dan Timurid juga ikut memperkuat identitas Islam di wilayah ini. Perpaduan antara kekuasaan politik dan spiritualitas Islam melahirkan peradaban yang mampu bertahan hingga berabad-abad.
Samarkand dikenal sebagai salah satu kota paling gemilang di Asia Tengah yang memainkan peran besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan Islam. Kota ini menjadi pusat pertukaran ide dan ilmu karena posisinya di Jalur Sutra. Ilmuwan, astronom, dan filsuf dari berbagai penjuru berkumpul di Samarkand untuk berdiskusi dan berkarya. Pada masa pemerintahan Ulugh Beg, cucu Tamerlane, kota ini mencapai puncak kejayaannya sebagai pusat penelitian astronomi. Observatorium Ulugh Beg menjadi salah satu yang paling maju di dunia kala itu. Kejayaan Samarkand membuktikan bahwa transformasi Islam bukan hanya soal agama, tetapi juga melahirkan era keemasan ilmu pengetahuan yang meninggalkan warisan berharga bagi dunia.
Jika Samarkand dikenal sebagai pusat intelektual, maka Bukhara dijuluki sebagai “Kota Seribu Masjid.” Julukan ini mencerminkan betapa kuatnya pengaruh Islam di kota tersebut. Bukhara menjadi pusat spiritual di mana madrasah dan masjid megah berdiri sebagai simbol kejayaan Islam. Kota ini juga melahirkan ulama besar seperti Imam al-Bukhari, penyusun kitab hadits paling otoritatif dalam Islam. Warisan keilmuan yang lahir dari Bukhara terus hidup hingga kini, menjadikan kota ini sebagai salah satu pusat peradaban Islam yang paling berpengaruh sepanjang sejarah. Bahkan UNESCO mengakui Bukhara sebagai warisan dunia karena perannya yang signifikan dalam perkembangan budaya dan agama Islam.
“Baca selengkapny: Peran Sultan Muhammad al-Fatih dalam Menaklukkan Konstantinopel“
Islam yang berkembang di Asia Tengah tidak menghapus budaya lokal, melainkan bertransformasi bersama tradisi setempat. Arsitektur masjid dan madrasah di Samarkand maupun Bukhara memperlihatkan perpaduan antara gaya Persia, Turki, dan lokal Asia Tengah. Ornamen geometris, kaligrafi Arab, serta mozaik berwarna biru khas kawasan ini menjadi identitas visual Islam Asia Tengah. Tradisi masyarakat pun ikut beradaptasi dengan nilai-nilai Islam, menghasilkan bentuk kebudayaan yang khas dan berbeda dari kawasan lain. Inilah yang membuat Islam di Asia Tengah memiliki karakter unik, kaya akan warna budaya, dan tetap bertahan di tengah arus perubahan zaman.
Transformasi Islam di Asia Tengah tidak hanya meninggalkan jejak fisik berupa masjid atau madrasah, tetapi juga warisan intelektual yang sangat berharga. Banyak karya ilmiah dalam bidang astronomi, kedokteran, matematika, hingga teologi lahir dari para ilmuwan yang berkarya di Samarkand dan Bukhara. Selain itu, kota-kota ini juga menjadi pusat penyebaran ajaran tasawuf yang memengaruhi kehidupan spiritual masyarakat. Tokoh-tokoh sufi besar seperti Bahauddin Naqshband dari Bukhara mendirikan tarekat yang berpengaruh luas hingga ke Turki, India, dan dunia Islam lainnya. Perpaduan antara intelektualitas dan spiritualitas inilah yang menjadikan Asia Tengah sebagai pusat transformasi Islam yang utuh dan berkelanjutan.