Almansors – Sepanjang sejarah Islam, banyak tokoh yang tidak hanya mengukir prestasi bagi umat Muslim, tetapi juga berkontribusi bagi peradaban global. Mulai dari ulama dan sufi hingga pemikir dan pemimpin modern, individu‑individu ini memainkan peran penting dalam hukum, filsafat, sains, dan politik. Artikel ini menyajikan sepuluh sosok paling berpengaruh dalam sejarah Islam—mereka yang meninggalkan warisan mendalam dan terus memberi inspirasi hingga kini.
“Baca selengkapnya: Desa ‘Hantu’ Tyneham, Saat Waktu Terhenti di Tahun 1943“
Abu Hanifa (699–767 M) merupakan tokoh utama dalam pengembangan hukum Islam. Metodenya yang menekankan analogi (qiyas) dan konsensus umat (ijma) membentuk dasar Mazhab Hanafi. Hingga hari ini, mazhab ini masih menjadi salah satu mazhab paling luas pengikutnya di kalangan umat Sunni.
Imam Muhammad al-Bukhari (810–870 M) dikenal sebagai pengarang Sahih al‑Bukhari, kompilasi hadis Nabi yang sangat ketat verifikasinya. Koleksi hadisnya memiliki otoritas tinggi—dua setelah Al-Quran dalam ranah Sunni—dan tetap menjadi rujukan utama dalam ilmu hadis.
Ibnu Sina (980–1037 M), dikenal di Barat sebagai Avicenna, membawa revolusi dalam bidang kedokteran dan filsafat. Karya utamanya, Canon of Medicine, menjadi standar pengajaran medis di Eropa hingga abad ke-17. Pemikiran filosofis dan medisnya memberikan dampak panjang di dunia Islam dan Barat.
Ibnu Arabi (1165–1240 M), dinobatkan sebagai “Shaykh al‑Akbar,” memengaruhi pemikiran sufi melalui konsep Wahdat al-Wujud (Kesatuan Wujud). Karyanya yang luas menyatukan mistik, metafisika, dan puisi, dan terus memengaruhi tradisi tasawuf di berbagai penjuru dunia hingga kini.
Aisyah binti Abu Bakar (wafat 678 M) dikenal sebagai narator lebih dari 2.000 hadis tentang fiqh, ritual, dan teologi Islam. Selain keilmuannya, perannya dalam diskursus politik saat masa awal Islam memberi kontribusi penting terhadap perkembangan intelektual dan inklusivitas agama.
Al‑Ghazali (1058–1111 M) menyatukan pemikiran hukum, filsafat, dan spiritualitas Islam melalui karya seperti Ihya Ulum al-Din. Pembahasannya tentang logika, sufisme, dan teologi melahirkan titik temu antara tradisi akademis dan spiritualitas Islam.
Muhammad Ali Jinnah (pendiri Pakistan) dan Mustafa Kemal Atatürk (pendiri Turki modern) mengubah peta politik umat Muslim. Meskipun pendekatan mereka berbeda—satu berfokus pada identitas agama, satunya pada sekularisme—keduanya meninggalkan dampak mendalam pada struktur negara modern.
Sebagai pendiri Dar al-Mustafa di Yaman, Habib Umar bin Hafiz menghidupkan kembali tradisi keilmuan klasik dan spiritualitas modern. Ia mendapatkan pengakuan global sebagai pembentuk kesadaran religius dan pembaruan keagamaan dalam skala internasional.