Ilustrasi
Almansors – Khulafaur Rasyidin adalah sebutan bagi empat khalifah pertama yang memimpin umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Istilah ini berasal dari bahasa Arab al-Khulafā’ ar-Rāsyidīn yang berarti “para khalifah yang mendapat petunjuk.” Mereka dianggap sebagai penerus Nabi yang menjalankan pemerintahan berdasarkan Al-Qur’an, sunnah Rasulullah, serta musyawarah dengan umat.
Kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq setelah wafatnya Rasulullah SAW menjadi fondasi awal pembentukan administrasi Islam. Pada masa ini, tantangan utama datang dari munculnya kaum murtad serta gerakan penolak zakat. Oleh karena itu, Abu Bakar menegakkan sistem administrasi yang menitikberatkan pada penertiban keuangan negara melalui zakat. Selain itu, beliau membentuk lembaga pencatatan sederhana untuk mengatur distribusi zakat dan ghanimah. Dengan langkah tersebut, lahirlah struktur awal administrasi Islam yang terorganisir.
“Baca juga: Misteri Rumah Tua di Jalan Bahureksa, Bandung“
Pada masa Umar bin Khattab, administrasi Islam berkembang pesat dan semakin sistematis. Umar membentuk lembaga Diwan, semacam departemen yang mencatat keuangan, tentara, dan tunjangan. Selain itu, beliau menata sistem pajak kharaj serta jizyah agar keuangan negara lebih stabil. Tidak hanya itu, Umar juga membagi wilayah Islam ke dalam beberapa provinsi yang dipimpin gubernur. Oleh karena itu, kepemimpinan Umar dianggap sebagai tonggak utama terbentuknya sistem administrasi negara Islam yang profesional.
Utsman bin Affan melanjutkan pondasi yang diletakkan pendahulunya dengan memperluas sistem administrasi sesuai dengan ekspansi wilayah Islam. Beliau memperkuat peran gubernur di daerah dan meningkatkan sistem komunikasi pemerintahan dengan memperbanyak penggunaan surat resmi. Selain itu, Utsman dikenal karena kodifikasi mushaf Al-Qur’an yang menjaga keutuhan ajaran Islam. Tidak hanya itu, sistem administrasi juga diperkuat dengan penunjukan pejabat yang loyal guna menjaga stabilitas pemerintahan. Oleh karena itu, masa Utsman memperlihatkan administrasi yang semakin modern.
Ali bin Abi Thalib menghadapi tantangan besar berupa konflik internal umat Islam. Meskipun demikian, beliau tetap berusaha menjaga keadilan dalam administrasi negara. Ali menekankan pentingnya integritas pejabat dengan menegur keras gubernur yang menyalahgunakan kekuasaan. Selain itu, beliau memperkuat sistem keuangan negara dengan pengawasan ketat terhadap baitul mal. Tidak hanya itu, kebijakan Ali juga berfokus pada penyatuan umat yang terpecah akibat fitnah politik. Oleh karena itu, meski penuh ujian, masa Ali tetap berperan dalam menjaga nilai keadilan dalam administrasi Islam.
Salah satu kontribusi besar para Khulafaur Rasyidin adalah terbentuknya sistem keuangan negara yang kokoh. Abu Bakar mengawali dengan pengumpulan zakat, Umar memperluasnya dengan pajak kharaj, sementara Utsman memperkuat pendistribusian dengan catatan resmi. Ali menekankan transparansi dan keadilan dalam pengelolaan baitul mal. Oleh karena itu, sistem keuangan negara Islam pada masa Khulafaur Rasyidin menjadi fondasi ekonomi pemerintahan Islam yang mapan. Tidak hanya itu, konsep ini juga menjadi rujukan pemerintahan Islam selanjutnya.
“Baca selengkapnya: Transformasi Islam di Asia Tengah dari Samarkand hingga Bukhara“
Para khalifah juga menata struktur pemerintahan dengan baik. Umar bin Khattab memperkenalkan pembagian wilayah administratif dan pengangkatan gubernur. Utsman memperluas komunikasi resmi, sementara Ali menekankan pentingnya pengawasan. Selain itu, pembentukan departemen keuangan, militer, dan pengadilan menjadi bukti bahwa sistem administrasi Islam berkembang pesat. Oleh karena itu, struktur ini menunjukkan bahwa pemerintahan Islam tidak hanya mengandalkan aspek spiritual, tetapi juga manajemen yang profesional.
Warisan terbesar dari masa Khulafaur Rasyidin adalah terbentuknya sistem administrasi Islam yang kuat, transparan, dan berbasis keadilan. Selain itu, kebijakan mereka memberikan teladan tentang pentingnya integritas dalam pemerintahan. Tidak hanya itu, peran mereka juga menunjukkan bahwa Islam mampu menghadirkan sistem administrasi yang relevan untuk mengelola negara besar dengan kompleksitas tinggi. Oleh karena itu, hingga kini, sistem administrasi yang mereka bangun masih menjadi inspirasi dan rujukan bagi umat Islam di berbagai belahan dunia.